RSS

Pengujian Wahyu

07 Apr

Bedah Kasus 
artikel Ahmed Deedat dari buku :
“The Choice Islam and Christianity”

Misionaris Kristen sangat gemar mengulang ayat dari tulisan Paulus. Karya Paulus paling banyak dibanding semua penulis Injil lainnya. Paulus menulis lebih dari 50% kitab dan surat-surat Perjanjian Baru. Tepatnya 14 dari 17 kitab!.

Dalam wahyu yang diakuinya sendiri dia berkata :

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalah-an, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Timotius 3:1617).

Ini merupakan surat pribadi kedua dari Paulus kepada Timotius (muridnya). Apakah tidak ingat bahwa Paulus menasehatkan Timotius dalam suratnya yang pertama, seperti yang termaktub : “Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.” (1 Timotius 5: 23)?.

Pada ayat ini Paulus memberikan Timotius nasihat spiritual yang lebih penuh harapan, sehingga dapat diadaptasikan lebih luas untuk para pembaca artikel ini.

Tetapi siapakah sebenarnya Timotius? :

  • Dia direkrut untuk menolong Paulus dalam misi yang ditunjuknya sendiri.
  • Dia adalah anak dari ayah seorang Yunani dan ibu seorang Yahudi, sehingga sesuai hukum Yahudi, Timotius adalah seorang Yahudi. Tetapi dia seorang Yahudi yang tidak dikhitan/sunat.
  • Agar membuatnya “halal”, Paulus mengharuskan Timotius berkhitan. Contoh kasus pada : (Kejadian 16 :3).

Dalam ayat tersebut, Paulus menasehatkan Timotius masalah “kitab suci Injil”. Injil yang dijadikan acuan oleh Paulus bukanlah salah satu yang kemudian dikenal sebagai “Injil Matius” atau “Injil Lukas” atau “Injil Yohanes”. Semua Injil ini belum ada dan baru dibuat beberapa dekade/abad kemudian. Paulus tidak mempunyai pengetahuan tentang kitab-kitab tersebut. Paulus memberi Timotius “Kitab Suci” yang sudah dikenalnya sejak “masa kanak-kanak” yaitu Kitab orang Yahudi seperti yang terdapat dalam Perjanjian Lama. (lihat pada : 2 Timotius 3: 15).

Karena ayat 16 yang sedang didiskusikan ini digunakan dengan luas oleh para misionaris Kristen, maka untuk membuktikan kebenaran Bible/Alkitab secara keseluruhan kita akan menggunakan ayat tersebut sebagai sebuah uji kasus.

Ayat tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa :

jika setiap tulisan berasal dari Tuhan, dia akan beimanfaat untuk” :

  1. Doktrin: Pengajaran.

  2. Teguran: Untuk menghukum, memarahi, untuk menun-jukkan kepada umat apa yang salah dalam hidup mereka.

  3. Koreksi: Berguna untuk memperbaiki kesalahan.

  4. Instruksi kepada kebenaran: untuk melatih dan mengajar-kan kita bagaimana hidup secara benar.

Menurut saya, empat judul kategori Firman Tuhan di atas adalah sangat beralasan. Saya telah menanyakan umat Kristen apakah mereka dapat menemukan judul kelima untuk kategori Firman Tuhan, dan berdasarkan pengalaman tidak pernah saya peroleh judul yang sesuai. Kita akan biarkan seperti itu.

Sekarang marilah kita buka kembali lembaran pasal 38 dari kitab Kejadian yang terkenal itu untuk menganalisanya. Sangat penting untuk membaca dengan teliti keseluruhan isi dari pasal tersebut sehingga tidak seorang Misionaris-pun pernah dapat menuduh Anda membaca Bible/Alkitab di luar konteks.

Apakah konteksnya? Lima ayat yang pertama berbicara tentang Yehuda dan tiga orang saudara kandungnya. Yehuda adalah ayah bangsa Yahudi yang darinya diturunkan kata “Judea” dan “Judaism.” Juga Juda (bahasa Ibrani: Huda; juga bahasa Arab). Huda menjadi Hudi dan Yahudi, berarti bangsa Yahudi.

Yehuda mempunyai tiga anak laki-laki, yaitu Er, Onan dan Syela. Anak yang pertama menikah dengan seorang wanita yang bernama Tamar. Tetapi ayat tujuh menulis kematian Er yang terlalu cepat. (Kitab Kejadian 38: 3 – 7).

“Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di ma-ta Tuhan, maka Tuhan membunuh dia.” (Kitab Kejadian 38: 7).

Berdasarkan standar yang ditetapkan dalam 2 Timotius 3: 16 untuk menguji apakah tulisan tersebut berasal dari Tuhan, tanyakanlah teman misionaris kita: dalam judul apa ayat ini akan ditempatkan? dibawah:

  1. Doktrin,

  2. Teguran,

  3. Koreksi,

  4. Instruksi kepada kebenaran(?).

Teman kita tersebut tidak akan kesulitan mendapatkan jawaban yang benar, “teguran!”, karena pelajaran yang didapat adalah jika kita melakukan sesuatu yang jahat dalam pandangan Tuhan, Dia akan menghancurkan kita. Itulah kandungan moralnya; itulah pelajarannya!

Dalam kitab Kejadian 38: 8 dikatakan bahwa seorang tua bernama Yehuda mengatakan kepada anak keduanya, Onan, untuk menikah dengan janda almarhum kakaknya agar mendapatkan seorang anak darinya untuk meneruskan nama almarhum kakaknya, karena dia meninggal tanpa mempunyai anak. Sesuai adat bangsa Yahudi nama seseorang tidak boleh hilang.

Di dalam kitab Kejadian 38: 8  tersebut tertulis :

“Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: ‘Hampirilah istri kakakmu itu (maksudnya, lakukanlah hubungan seksual dengannya), dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu’.

Pada ayat ke 9 : Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti (anak tersebut tidak akan membawa namanya);

Pada ayat ke 10 : Sebab itu setiap kali ia menghampiri istri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya. Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia juga.”

Tuhan membunuh Onan atas rasa irinya. Dia tidak menghendaki nama almarhum kakaknya terus hidup sebagaimana yang dikehendaki hukum.

Sekarang coba tanyakan kepada para penginjil, di bawah judul yang mana akan diletakkan perbuatan Tuhan tersebut? dibawah:

  1. Doktrin?

  2. Teguran?

  3. Koreksi? Atau

  4. Instruksi kepada kebenaran?

Jawabannya seperti yang sebelumnya, yaitu “teguran!” Masalah ini tidak membebani pikirannya.

Saya harap para pembaca semua telah membingkai ayat 15-18 sesuai instruksi judul kategori. Pasal yang pendek ini, dalam kitab Kejadian 38, adalah bagian pornografi yang paling mesum yang terdapat pada sebuah “Kitab Tuhan”. Setelah membacanya berkali-kali, buatlah catatan.

Yehuda memulangkan menantunya, Tamar, ke rumah orang tuanya dengan janji jika anaknya yang ketiga, Syela, sudah cukup dewasa untuk menikah, dia akan memanggil-nya untuk memenuhi tugasnya memberi Tamar seorang bayi untuk mengekalkan nama almarhum suaminya, Er. Demikian poin yang dimaksud pada ayat : 11.

Yehuda adalah orang yang percaya kepada takhayul. Dia telah kehilangan dua orang anak laki-lakinya karena Tamar, menantunya, dan dia tidak berani mengambil resiko kehilangan anak yang tinggal satu-satunya, Syela, Yehuda ketakutan “Jangan-jangan dia mati seperti kedua kakaknya itu.

Lalu berkatalah Yehuda kepada Tamar, k  menantunya l  itu: “Tinggallah sebagai janda di rumah ayahmu, m  sampai anakku Syela n  itu besar, o ” sebab pikirnya: “Jangan-jangan ia mati seperti kedua kakaknya itu.” Maka pergilah Tamar dan tinggal di rumah ayahnya. (Kejadian 38: 12).

Setelah beberapa lama matilah anak Syua,  isteri Yehuda. Habis berkabung pergilah Yehuda ke Timna,   kepada orang-orang yang menggunting bulu domba-dombanya, bersama dengan Hira, sahabatnya, orang Adulam itu.(Kejadian 38: 13).

maka ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna, karena dilihatnya, bahwa Syela telah menjadi besar, dan dia tidak diberikan juga kepada Syela itu untuk menjadi isterinya.(Kejadian 38: 14).

Ketika Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya. (Kejadian 38: 15)

Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: “Marilah, aku mau menghampiri engkau,” sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: “Apakah yang akan kauberikan kepadaku, jika engkau menghampiri aku?”. (Kejadian 38: 16)

Jawabnya: “Aku akan mengirimkan kepadamu seekor anak kambing dari kambing dombaku.” Kata perempuan itu: “Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku.”  (Kejadian 38: 17)

Tanyanya: “Apakah tanggungan yang harus kuberikan kepadamu?” Jawab perempuan itu: “Cap meteraimu serta kalungmu dan tongkat yang ada di tanganmu itu.” Lalu diberikannyalah semuanya itu kepadanya, maka ia menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari padanya. (Kejadian 38: 18)

Bangunlah perempuan itu, lalu pergi, ditanggalkannya telekungnya dan dikenakannya pula pakaian kejandaannya.(Kejadian 38: 19)

Adapun Yehuda, ia mengirimkan anak kambing itu dengan perantaraan sahabatnya, orang Adulam  itu, untuk mengambil kembali tanggungannya  dari tangan perempuan itu, tetapi perempuan itu tidak dijumpainya lagi. (Kejadian 38: 20).

Ia bertanya-tanya di tempat tinggal perempuan itu: “Di manakah perempuan jalang, yang duduk tadinya di pinggir jalan di Enaim itu?” Jawab mereka: “Tidak ada di sini perempuan jalang.” (Kejadian 38: 21).

Kembalilah ia kepada Yehuda dan berkata: “Tidak ada kujumpai dia; dan juga orang-orang di tempat itu berkata: Tidak ada perempuan jalang di sini.” (Kejadian 38: 22).

Lalu berkatalah Yehuda: “Biarlah barang-barang itu dipegangnya, supaya kita jangan menjadi buah olok-olok orang; sungguhlah anak kambing itu telah kukirimkan, tetapi engkau tidak menjumpai perempuan itu.” (Kejadian 38: 23).

Sesudah kira-kira tiga bulan dikabarkanlah kepada Yehuda: “Tamar, menantumu, bersundal, bahkan telah mengandung dari persundalannya itu.” Lalu kata Yehuda: “Bawalah perempuan itu, supaya dibakar.”  (Kejadian 38: 24).

Waktu dibawa, perempuan itu menyuruh orang kepada mertuanya mengatakan: “Dari laki-laki yang empunya barang-barang inilah aku mengandung.” Juga dikatakannya: “Periksalah, siapa yang empunya cap meterai serta kalung dan tongkat ini?” (Kejadian 38: 25).

Yehuda memeriksa barang-barang itu, lalu berkata: “Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku.” Dan ia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu. (Kejadian 38: 26).

Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada anak kembar dalam kandungannya.  (Kejadian 38: 27).

Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya dengan benang kirmizi serta berkata: “Inilah yang lebih dahulu keluar.”  (Kejadian 38: 28).

Ketika anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, dan bidan itu berkata: “Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar,” maka anak itu dinamai Peres. (Kejadian 38: 29).

Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah. (Kejadian 38: 30).

Syela telah dewasa dan mungkin telah siap menikah, tetapi ayahnya tidak memanggil Tamar untuk menikah dengan Syela sehingga Tamar dapat mengandung seorang anak yang membawa nama almarhum suaminya.

Tamar ingin balas dendam atas kelalaian Yehuda melakukan tugasnya. Dia mendapat kabar bahwa mertuanya sedang pergi ke Timna untuk mencukur dombanya. Tamar merencanakan untuk mencegat Yehuda. Dia pergi dan duduk di tepi jalan, mengetahui dalam hatinya bahwa laki-laki tua tersebut tidak akan pernah melewatinya tanpa menegurnya. Begitulah, Yehuda melihat Tamar dan mengira dia adalah seorang Wanita Tuna Susila, seorang pelacur. Lalu berkata kepadanya (Tamar),

“…. ‘Marilah, aku mau menghampiri engkau,’ (sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepada-ku’…” (Kejadian 38: 16).

Pada saat itu orang-orang tidak membawa uang tunai atau kartu kredit, sehingga Yehuda berkata akan mengirim kepada Tamar seekor anak kambing setelah dia berhubungan seksual dengannya. Tamar bukanlah seorang yang dapat terbuai oleh ucapan tersebut. Dia mempunyai rencana utama, yang telah dipikirkan dan dilakukan secara baik. Dia menawar, “Apakah jaminannya bahwa anak domba tersebut akan dikirim?” “Apa jaminan yang Anda inginkan?”, tanya Yehuda. “Cincin dan gelang Anda (masyarakat pada masa itu biasanya menggunakan gelang pada pergelangan tangannya) dan tongkat yang Anda pegang saat ini.”  Laki-laki tua tersebut menyerahkan barang-barang yang diminta dan berhubungan seksual dengan menantunya. Dari hubungan ini Tamar mengandung. (Jangan lupa bahwa Er dan Onan gagal membuat Tamar mengandung).

Dalam masa tiga bulan; kehamilannya semakin nampak. Gunjingan mulai menyebar. Berita Tamar telah “melakukan pelacuran dan mengandung anak dari perbuatan tersebut” sampai kepada Yehuda. Yehuda sekarang mempunyai alasan untuk marah terhadap Tamar Dia memerintahkan, “Bawa dia keluar (perempuan jalang tersebut), dan bakar dia.” Sebelum ini dia adalah perempuan yang jahat (Yehuda kehilangan dua anak laki-laki karena Tamar). Sekarang dia adalah seorang perempuan jalang dan patut dibakar hidup-hidup!

Tamar lebih cerdik dari yang dibayangkan Yehuda. Sebelum mertuanya melakukan hal tersebut, dia mengirim cincin, kalung dan tongkat, melalui seorang pelayan dan sebuah permohonan agar Yehuda mencarikan orang yang bertanggung jawab atas kehamilannya. Tamar berkata, “Bersama laki-laki yang memiliki barang-barang ini, saya saat ini mengandung.” Yehuda mengenali barang-barang miliknya dan berkata,

“…. ‘Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku yang masih hidup’. Dan ia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu.” (Kejadian 38: 26).

Sembilan bulan setelah hubungan seksual di Timna antara Yehuda (seorang mertua) dan Tamar (menantunya sendiri), bidan berjaga-jaga di sisi tempat tidur Tamar. Dari ukuran perutnya, dia memperkirakan Tamar mengandung anak kembar Dan berdasarkan hukum Musa, dia harus sangat berhati-hati dalam memberi tanda “anak pertama”.

Jika wanita melahirkan anak kembar yang identik dan jika tidak hati-hati dalam memberi tanda kepada anak pertama, maka ditakutkan adanya ketidak-adilan, karena anak pertama menerima bagian yang terbesar dari warisan ayahnya.

Ketika Tamar melahirkan, salah seorang bayi tersebut ditarik tangannya dan perawat mengikatkan sebuah benang merah tua untuk menandakan bahwa “Inilah bayi yang pertama lahir!” Tetapi hal ini terlalu sensitif untuk anak yang baru lahir, sehingga dia dengan cepat menarik tangannya kedalam kehangatan ibunya, dan menyaksikan adik laki-lakinya lahir, dan bidan berseru,

“…’Alangkah kuatnya engkau menerobus keluar; maka anak itu dinamai Peres. Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.” (Kejadian 38: 29-30).

Peres adalah sebutan untuk orang yang melompati antrian atau seorang yang telah membuat orang lain keluar dari gilirannya, dan Zerah berarti “merah” dalam bahasa Ibrani karena dia memiliki benang merah pada tangannya.

Pertanyaannya adalah, Apa kandungan moral dari seksologi Bible/Alkitab pada pasal 38 sebagai kitab pertama yang terkenal ini?,

  • Tuhan membunuh Er: pelajaran yang kita dapatkan :  “teguran!”,

  • Tuhan membunuh Onan: lagi-lagi pelajarannya adalah “teguran!”,

  • Sekarang Yehuda melakukan perbuatan zina dengan Tamar dan mendapatkan anak haram yang kembar yang kemudian dianugrahi menjadi nenek moyang satu-satunya “anak Tuhan!” Apa kandungan moralnya?. Tidak ada, maka berarti tidak bermoral!.

Di bawah judul apa pembaca akan menempatkan cerita mesum ini?. Apakah? :

  1. Doktrrn ?,

  2. Teguran ?,

  3. Koreksi ?,

  4. Instruksi kepada kebenaran? ( 2 Timotius 3: 16-17 ).

Jika kita tidak dapat memasukkan cerita mesum ini berdasarkan 4 judul tersebut dalam sebuah kitab Tuhan, maka kita terpaksa membuat judul kelima. Judul kelima yang tepat adalah …. – Pornografi.

Yehuda, Bapak bangsa Yahudi (darinya diturunkan kata-kata: Jew, Judaism, Judea, dll), dan Tamar (menantunya) serta keturunannya yang haram: Peres dan Zerah, diabadikan perbuatan haramnya didalam yang dinamakan Kitab Tuhan:

“Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Ibra-him. Ibrahim memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub. Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar …” (Injil – Matius 1: 1-3).

Di dalam setiap Kitab Injil yang menyediakan referensi silang, dimana kalimat “Yehuda memperanakkan peres dan Zerah dari Tamar” disebutkan, catatan marginal menunjuk ke Kitab Kejadian pasal 38 dengan kemesumannya secara terperinci.

Onan juga mempunyai label yang “termahsyur” (termahsyur keburukannya!). Setiap kamus terkenal di dunia mengabadikan perbuatan seksual yang tidak wajar akibat iri hati dalam judul – Onanisme. Dosa Onan; Coitus interruptus (berasal dari Onan, anak laki-laki Yehuda – Kejadian 38: 9).

Anak Tuhan atau Anak Roh Kudus! Umat Kristen dalam semangat yang besar untuk memproduksi sebuah silsilah bagi Tuhannya, telah menemukan dua silsilah, satu oleh Matius dan yang lainnya oleh Lukas. Di antara dua daftar leluhur Yesus ini mereka memberinya enam puluh enam ayah dan kakek. Dari kedua daftar ini tidak ada nama yang identik, kecuali Yusuf (tukang kayu) yang tidak ada jalan lain disebut sebagai ayah Yesus Kristus, seperti yang dikatakan Matius kepada kita:

“…. Ternyata ia (Maria) mengandung dari ROH KUDUS, sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup seba-gai suami istri. …. malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlIah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, se-bab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Injil – Matius 1: 18-20).

Matius, dalam ketiga ayat tersebut menegaskan dua kali bahwa Roh Kudus-lah yang menyebabkan Mariam hamil. Dengan definisi yang kita ketahui bahwa dalam setiap bahasa di dunia seorang yang bertanggung jawab karena menghamili seorang wanita adalah ayah sebenarnya dan bukan yang dianggap ayah. Dari sini, berdasarkan pernyataan yang tegas dari Matius, Roh Kudus adalah ayah yang sebenarnya dari Yesus dan bukan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dunia Kristen harus meninjau ulang teologi mereka dengan menyebut Tuhan, sebagai Anak Roh Kudus dan BUKAN Anak Tuhan.

 

-oOo-

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 7 April 2017 inci Bedah Kasus

 

Tag:

Tinggalkan komentar